Jangan Remehkan Istrimu
Hari ini, jum'at 26 mei 2017. Seperti hari - hari biasanya saya menjalani aktivitas sebagai ibu rumah tangga.
Kebetulan pagi ini persediaan bahan masakan dalam kulkas sudah habis. Saatnya belanja mingguan. Dengan uang 50K saya berangkat menuju kedai penjual bumbu masakan. Seperti biasa pelayanan ramah selalu saya dapatkan dari si mbak penjual ini.
" mbak, saya mau beli bawang merah 1 ons, masako rasa ayam 1 renteng, sabun 1 buah, cabai 5K , kemiri 2K, kopi yang besar 1 bungkus ya mbak" , ujarku padanya.
Tit.. tit .. tit ... bunyi kalkulator yang dipencet oleh si mbaknya.
" 40K ya mbak", ujar si mbak.
" ini mbak uangnya ", sahutku. Sambil memberikan uangku.
" masnya dapat rezeki banyak ya mbak, ". Candaan mbaknya.
Saya hanya membalasnya dengan senyuman seraya berkata "Alhamdulillah" dalam batin saya.
Si mbak penjual itu sambil memasukan belanjaan saya dalam kantong plastik beliau menceritakan kisah kehidupan temannya pada saya.
Kisah yang membuat saya ingin menuliskannya dalam artikel saya ini.
Ada sepasang suami istri. Pekerjaan suaminya adalah PNS. Sebut saja nama sepasang suami istri ini adala Anton dan Ana. Tiap hari mereka menjalani kehidupan rumah tangga yang seperti biasanya. Sang istri yang tidak bekerja katakan dia adalah ibu rumah tangga yang stay di rumah dan pekerjaannya mengurus suami dan anak - anaknya. Tiap bulan sang istri selalu diberikan uang belanja oleh suaminya. Tetapi sudah menginjak tanggal 21 uang belanja semakin menipis , sang istripun meminta uang belanja kembali pada sang suami. Bukan uang didapatkan melainkan omelan suami yang menyakitkan hati sang istri itu. Sang suami menyalahkan istrinya karena uangnya bisa cepat habis dan lagi - lagi menyalahkan istrinya. Sang istripun tidak diam begitu saja dan dia memutuskan kepada suaminya bahwa bulan depan sang suami lah yang harus belanja. Sang istri sudah berusaha membelanjakan uangnya dengan perhitungan yang matang dan hemat tetapi kenapa suaminya beucap seperti itu. Tanpa rasa malu sama sekali tiap hari sang suami lah yag ke pasar membeli kebutuhan sehari-hari. Belum sampai setengah bulan sang suami sudah menyerah karena uang belanjanya sudah tidak ada lagi. Inilah contoh suami yang suka meremehkan istri dan tidak patut dicontoh sama sekali.
Ketahuilah wahai kaum Adam, janganlah kamu beranggapan kepada istri - istrimu jika kau memberikan uang belanja pada istrimu, istrimu akan membelanjakan seenaknya tanpa perhitungan sama sekali.
Istri - istrimu membelanjakan uang yang kau berikan padanya dengan hitungan yang matang. Bagaiamana uang 100K ini bisa cukup untuk seminggu . Bagaimana caranya uang 1000K bisa cukup untul bayar SPP anak dan untuk uang saku mereka. Bahkan sebelum istri - istrimu tidur itu memikirkan besok makan pakai apa uang tinggal segini, masakan apa yang cukup dengan uang ini. Apa kau tidak mengerti wahai kaum adam.
Selain ibumu yang berjasa padamu , ada istrimu juga lho. istri - istrimu lah yang mengurus segala kebutuhanmu dan anak - anakmu jangan sekali - kali kalian meremehkan mereka. Banyak pengorbanan yang dilakukan istrimu. Istrimu lebih mengedepankan kepentinganmu dan anak - anakmu dan dibandingkan kepentinggannya. Bangun pagi menyiapkan sarapan bagimu dan anak - anakmu, belum selesai sampai disitu mencuci dan menyetrika dilakukan dalam waktu bersamaan terkadang sambil mengerjakan semua itu disambil menggendong anakmu yang rewel. Mendidik anak - anakmu supaya kelak bisa jadi anak yang sukses walaupun nanti yang dipanggil adalah nama ayahnya.
Kau tahu wahai Kaum Adam, jika istrimu itu adalah sosok wanita yang memiliki sepasang tangan tetapi dalam mengaplikasikan dalam kehidupan istrimu itu memiliki seribu tangan. Kalaupun kalian diminta menggantikannya jadi ibu rumah tangga dalam 1 hari saja dengan mengurus rumah dan anak-anakmu, engkau tidak akan sanggup melakukannya.
Jadi sayangi istri - istrimu perlakukan mereka seperti seorang ratu kerajaan. Janganlah kalian sekali - kali mengangkat tanganmu untuk mereka serta jangan pernah sekali - kali meremehkan mereka.
0 comments:
Post a Comment