JUARA TAPI NYOGOK ALIAS CURANG NO AWAY…



Kesal kan baca judul artikel kali ini, “ Juara tapi nyogok Alias curang “. Idiiih ugag banget deh dengan judul artikel ini, tetapi kakak akan membahas soal ini .

Kenapa sich harus di bahas kali ini ? ,

Terlepas dari alasan yang bermacam – macam warnanya – hahahha , pelangi kale….  kakak akan sharing pengalaman tentang judul artikel kali ini, tetapi bukan pengalaman nyogok alias curang untuk dapat juara yee… - Alhamdulillah dalam kamus pribadi dan kamus kehidupan kakak tidak ada istilah semacam itu, ingin juara ya… harus ada actionnya kaleee…. – .


Pada zaman dahulu kala – hikz.. hikz…hikz… kayak uda tua amat –. Tepatnya pada masa kakak masih duduk di bangku SD, yupzzz… Sekolah Dasar.  Pada masa penamatan kelas 6 salah satu dari kami seharusnya masuk peringat 3 besar dan karena ada salah satu orang tua yang berlaku curang alias nyogok ke staff gurunya jadi gugurlah peringkat itu untuk kami.

Pembaca mungkin bertanya – tanya dari mana kakak bisa mengetahui hal itu. Orang tua kakaklah yang pertama kali mengetahui itu dari mulut salah satu guru (Bukan pelaku) dan itu diutarakan ketika kakak sudah duduk di Sekolah Menengah Pertama. Miris bukan ?... – hahahha ,,, ternyata seperti itu – . Setelah kakak mendengar cerita itu muncul banyak pertanyaan , Buaaanyak sekali, kenapa kecurangan itu bisa ada dan kenapa harus dibiarkan, heLLLLLooooo… Teacher , Where are you  ?.

Bukan itu saja, masih ingatkah kalian , ketika ada anak perempuan – tak usah kusebutkan namanya – dia sering berucap itu lho , ibunya ini dan itu suka kasih sesuatu ke guru – guru menjelang ujian berlangsung atau menjelang pembagian rapot maupun kenaikan kelas dan penamatan sekolah. – idiiih…ugag banget dech –.

Dan sakitnya tu disini _sambil nyentuh dada_ , ketika masa ujian tiba dan uda stress bingitz pokoknya , 2 mata pelajaran dalam satu hari _memang cuman 2 tetapi 1 mapel itu pembahasanya banyak bingitz mencapai 12 Bab_ . uda bingung sambil bolak – balik buku dan pegang kepala seraya berucap kapan kelar ini bab dan pembahasan mana yang akan keluar di soal ujian. – Pusing eke – .

“Mbak, aku tadi siang dapat info dari guru … untuk mengartikan makna ini”.
Waduuuh… jangan – jangan ini soal yang didapat dari guru, diakan siangnya belajar di rumah salah satu guru  (dalam hati bicara).

Maklum otak langsung encer bingitzz…. Langsung deh kakak cari penjelasan dari makna kata yang disodorkan ke kakak. Ulalalla…. Akhirnya soal itu sudah terpecahkan sudah. Keesokan harinya kakak mengerjakan soal dan doooooaaaRRRR… gila soal tadi malam yang kami bahas benar – benar keluar dan pintarnya daku, aku lupa alias tidak ingat  maksud dari soal itu _Beruntung banget kan !_  4 jempol dah buat daku . oh tuhaaaan….

Dari situ kakak bisa mengambil kesimpulan , oh ternyata Guru ini suka memberikan bocoran soal kepada murid – muridnya yang belajar dirumahnya.

2 kata buat yang belajarnya sregep tenan _hahhaha_ KASIHAN BANGET … udah belajar dengan sungguh – sungguh tapi udah dikalahkan dengan kecurangan seperti itu. Ipin bilang sich,, “kasihan … kasihan ..kasihan….”.

 



Yang tidak pernah masuk 5 besar bisa jadi juara 1 di kelas ?

Tidak usah heran ya guys… mungkin dia benar – benar pintar tetapi perlu dicurigai juga sich, apa ada udang dibalik bakwan :D :D. Dalam agama kita memang tidak diperbolehkan untuk Su’udzan , tetapi kalau begini perlu diselidiki. Profesionalitas seorang guru perlu diuji kalau begini.


Keraguan ini bisa dibuktikan dengan melihat anak tersebut, bagaimana kesehariannya dalam kelas, apakah dia malas atau rajin mengerjakan tugas dan pemahaman yang dia peroleh dari pembahasan mata pelajaran serta cara menjawab soal – soal yang diberikan.

Semua murid belajar di sekolah dengan sungguh – sungguh , walaupun terkadang ada juga anak didik yang kurang seperti itu namun bisa mendapat apresiasi good Rank in the Class. Miris bagi yang memang sungguh – sungguh dalam belajar tetapi not giving appreciation. – ini yang bikin lagunya cita – cita keluar lagi Sakitnya Tuh disini – .

Jika kesungguhan seorang murid yang memang pantas untuk diapresiasikan dengan peringkat kenapa tidak !. HelllLLLoww… bapak/ibu guru ,,, Why Not, please giving appreciation to the best student.

Seperti judul artikel ini “ JUARA TAPI NYOGOK ALIAS CURANG ”
Masa sebelum kakak dan sesudah kakakpun masih ada lho … gag percaya ? … coba lihat sekitar kalian dech…

            Bukan kisah – kisah yang indah didengar tapi kisah yang miris bikin gemes, kisah ini kembali hadir dalam dunia pendidikan. Bukan kembali hadir sich , tepatnya semakin popular dikelas orang tua yang pengen bingitz anaknya juara. _Hadeeeh,,, gag perlu ditiru ya ibu – ibu muda :D :D_

Oooooohhhh… Lagu Lama dalam kaset baru _hahahha_


Tidak ada satupun orang tua yang tidak menginginkan anaknya menjadi juara kelas atau juara apapun itu. Suatu kebanggan sendiri bagi orang tua yang bisa naik panggung untuk menerima Piala + Sertifikat + Hadiah dari sekolah.

Halooo…ibu – ibu apa kagak malu naik panggung dan menerima appreciation from school or the headmaster tetapi dengan cara yang curang. _apa gag malu sama kucing. Hahahaha_. Idiiiih … ugag banget deh.

Hay , ibu – ibu – sambil melambaikan tangan – tanpa disengaja ibu – ibu telah mengajarkan kecurangan kepada anak lho… , dan tidak menutup kemungkinan apa yang ibu lakukan akan ditiru oleh anak ibu sendiri.

Sebagai orang tua seharusnya bisa menghargai kemampuan anak bukan menghalalkan segala cara untuk bisa mendapat peringkat 1 di Sekolah dengan cara yang kotor , ingat ya ibu cara yang KOTOR. Seorang anak yang tidak mendapatkan peringkat di kelas mungkin masih bisa mendapat peringkat lainnya dengan bakat yang dia miliki sendiri karena pada dasarnya manusia itu sudah diciptakan dengan kemampuan dan kecerdesan yang berbeda – beda.

Kebanyakan orang tua menilai kemampuan anak itu dari sisi peringakat yang didapat. Itu adalah hal yang salah kaprah dan telah membumi. Orang tua haruslah melihat dari sisi kemampuan anak dalam memahami setiap pelajaran yang diterima dengan demikian orang tua akan tau letak kemampuan dan kecerdasan anak yang dimiliki.

Memang dalam dunia pendidikan ada apresiasi dalam bentuk peringkat/ranking di kelas, tetapi Ranking itu pantas bagi yang benar – benar pantas menerimanya, bukan maksa untuk bisa pantas mendapatka peringkat itu. Betul kagak ?.

Dan untuk Bapak maupun Ibu guru yang mengamini langkah orang tua seperti diatas , apa nggak malu sama gelar sarjana yang disandang ?.

oh bapak … oh… ibu bukankah engkau Pahlawan tanpa tanda jasa, kenapa pengabdianmu harus tercoreng dengan hal yang enggak banget ini.








posted under |
Share on :

0 comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home

About

ernathetwin.blogspot.com

blog dibuat untuk sharing ilmu yang Penulis peroleh baik dari bangku sekolah maupun dari masyarakat.
dan juga berisikan tentang Curahan Hati Penulis yang bisa memotivasi para pembaca sekalian.

Semoga ilmu saya bermanfaat for the Readers.

Thanks for coming on my blog ^_^.




Powered by Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Blog Archive

Blogroll

Blogger templates

Blogger news

Followers


Recent Comments