Hakekat Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Berbicara masalah pendidikan tentu
tidaklah mudah, karena terkait dengan berbagai unsur kompleks yang membangun
pendidikan supaya mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Unsur penentu
dalam mencapai tujuan itu diantaranya kebijakan pemerintah, kurikulum, guru
(sebagai ujung tombak pendidikan), peserta didik dengan tingkat kedewasaan (maturity)
yang sesuai dengan usia dan tingkat pendidikan, serta infra struktur
belajar berupa ketersediaan sarana dan prasaran pendidikan yang memadai. Dari
sekian banyak unsur pendukung tersebut, pada hakikatnya bermuara pada tujuan
pendidikan nasional yang dimuat dalam Undang-Undang RI tentang Sistem
Pendidikan Nasional atau UUSPN 28 Agustus 2003 memuat tujuan Pendidikan
Nasional sbb: Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat jasmani dan rohani, kerja keras, mandiri, estetis, berilmu,
kreatif, produktif, mampu bersaing, cakap, demokratis, memiliki wawasan
keunggulan, harmonis dengan lingkungan alam, memiliki tanggung jawab sosial,
dan memiliki semangat kebangsaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
( Pasal 4,
UUSPN, 28 Agustus 2003) Bila kita kaji dengan seksama hal yang
termaktub dalam tujuan tersebut memuat tujuan mulia yang pada gilirannya
membentuk manusia Indonesia unggul yang dapat membuat martabat bangsa ini menjadi
panutan bagi bangsa-bangsa lain di dunia. Namun apa boleh dikata, harapan
dengan kenyataan (das sein das solen) bukanlah sesuatu yang mudah
dicapai, laksana “maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai”.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hakekat Pendidikan ?
2. Apa definisi Hakekat Pendidikan ?
3. Bagaimana proses pendidikan di lingkungan keluarga ?
4. Bagaimana proses pendidikan di lingkungan sekolah
5. Apa fungsi Hakekat Pendidikan ?
1.3
Manfaat
a. Kita menjadi tau apa arti Hakekat Pendidikan
b. Kita bisa belajar untuk mengerti apa fungsi pendidikan
c. Kita bisa mengetahui bagaimana proses pendidikan itu
berlangsung dan
d. Kita juga bisa mengerti cara-cara bagaimana dan dimana
proses pendidikan itu berlangsung
BAB II
PEMBAHASAN
HAKIKAT PENDIDIKAN
2.1
Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan kegiatan yang
sangat penting bagi penyiapan anak-anak untuk menghadapi kehidupannya di masa
mendatang. Bahkan gejala proses pendidikan ini sudah ada sejak zaman manusia
ada, meskipun proses pelaksanaanya masih sangat sederhana. Nmaun hal ini
merupakan fenomena bahwa proses pendidikan sejak dahulu kala sudah ada. Karna
begitu sederhananya proses pendidikan zaman dahulu kala itu maka dirasa orang
tidak menyadari bahwa apa yang dilakukan itu adalah proses pendidikan.
1. Pengertian Pendidikan
Ditinjau Dari Arti Kata (etimologis)
a.
Bahasa Indonesia
WYS
Purwodarmanto (kamus, 1976) mengartikan kata pendidikan sebagai perbuatan (hal,
cara) mendidik. Sedang arti kata mendidik adalah memelihara dan member latihan
(ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
b.
Bahasa Jawa
Panggulawentah
berarti mengolah, membina kejiwaan dengan mematangkan perasaan, kemauan dan
watak sang anak.
c.
Bahasa Belanda
Dalam
bahasa Belanda ada istilah “Opveding”
yang diartikan pendidikan. Pada awalnya berarti “membesarkan” dengan member makan, jadi membesarkan anak dalam arti
jasmaniah. Akan tetapi lambat laun “tindakan
membesarkan” dengan member makan, ini juga dikenakan pada pertumbuhan
rohani anak, jadi pertumbuhan pikiran, perasaan dan kemauan anak serta pertumbuhan
wataknya .
Dalam
arti yang sangat luas opvoeding
berati tindakan untuk membesarkan anak dalam arti geestelyk (kebatinan, jawa).
d.
Bahasa Romawi
Dalam
bahasa Romawi ada istilah educare
yang berarti mengeluarkan dan menuntun. Istilah ini menunjukan tindakan untuk
merealisasikan innerijk aanleg atau
potensi anak yang dibawa sejak dilahirkan. Jadi educare bermakna membangunkan
kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan potensial yang dimiliki anak.
e. Bahasa
Inggris
Dalam
bahasa Inggris ada istilah “ education “
yang berasal dari bahasa romawi “ educare
“ yang berarti pendidikan. Sedakan mendidik diterjemahkan dari educare yang
artinya “ to develop or train the on to
teach to prepare for a special proffesion or vocation ( Lewis Adams , 1965,196
)
f.
Bahasa Jerman
Dalam
bahasa Jerman ada istilah erziehung yang artinya hamper sama dengan educare
yang berarti mengeluarkan atau menuntun.
Ø Definisi
Pendidikan
Berbicara tentang definisi pendidikan perlu terlebih dahulu
dikemukakan tentang berbagai pengertian yang di kemukakan oleh berbagai ahli
yang menggeluti masalah pendidikan terlebih dahulu.
a.
Menurut para ahli / tokoh pendidikan
Ø Langeveld
“
Mendidik adalah memberikan pertolongan secara sadar dan sengaja kepada seorang
anak ( yang belum dewasa ) dalam pertumbuhannya menuju kea rah kedewasaan dalam
arti berdiri sendiri dan bertanggung jawab sesuai atas segala tindakan
–tindakannyamenurut pilihannya sendiri “ ( Yassin,1965 ). Langeveld juga
mengemukakan tiga inti hakikat kemanusiaan , yakni :
a) Manusia pada hakekatnya sebagai makhluk individual
b) Manusia pada hakekatnya sebagai makhluk social
c) Manusia pada hakekatnya sebagai makhluk susila. (
Soewarno,1982;47 )
Ø John
Dewey ( 1859-1952 )
John
Dewey adalah tokoh pendidikan yang wawasannya mempunyai pengaruh luas dan
sekaligus mewakili aliran filsafat pendidikan modern ( Progressivisme )
merumuskan definisi pendidikan sebagai berikut “ etymologically,the word education means just a rocess of leading or
bringing up “ ( John Dawey 1964;10 ).
Karena
dasar pandanganya memang terpengaruh oleh evolusionisme di samping pragmatism
dan materialism. Sedangkn yang dimaksud dengan proses sosialisasi adalah proses
untuk menyesuaikan diri ke dalam masyarakat yang penuh dengan problem yang
senatiasa berubah atau berkembang secara dinamis , karena kedua prose situ
selalu dialami manusia sepanjang hidupnya maka dengan lain perkataan pendidikan
pun berlangsung selama hidup yaitu mulai lahir sampai mati atau dikatakan
dengan istilah “ Long Life Education “
Ø Ki Hajar
Dewantara
“
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu ,
agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mendapat
keselamatan dan kebahagiaan uang setinggi-tingginya”
2.2 Proses
Pendidikan
I.
Lingkungan
Keluarga
Anak-anak
pertama mendapatkan pendidikan adalah dalam lingkungan keluarga. Pendidik dalam
lingkungan keluarga adalah orang tua ( ayah dan ibu ). Oleh karena itu orangtua
biasa mendapat predikat pendidik yang pertamadan utama. Dikartakan pendidik
dari orangtua mereka sebelum anak-anak memasuki lingkungan pendidikan yang
lain. Orangtua juga dikatakan sebaga pendidik utama sebagai pendidi uama
kareaterleak pada orang tualah, tanggung jawab pendidikan anak-anaknya.
Pendidik-pendidik yang lain ( disekolah,dilingkunganmasyarakat ) bukan
merupakan pendidikan uama. Oleh karenaitu pendidikan terhadap anak petama-tama
di berikan kepada orangtua ditambah dengan sebgai penanggung jawab
utamapndidikan anaknya.
a)
Ciri-ciri kelompok primer / sekunder
Keluarga
sebagai kelompok primer mempunyai cirri-ciri :
1. Terdapat interaksi social yang lebih eraantara
anggota-anggotanya, terdapat hubungan face to face, hubungan yang satu dengan
yang lain dari hati ke hati.
2. Sering hubungannya bersifat irasional dan tidak didasarkan
atas pemrih.
3. Dalam kelompok primer manusia selalu mengembangkan
sifa-sifat sosialnya seperti mengindahkan norma-norma, melepaskan epentingan
sendiri demi kepentingan kelompok.
b)
Ciri Keluarga
Keluarga
sebagai lembaga pendidikan mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
1.
Sebagai pendidik pertama
Sebelum
anak memasuki lembaga pendidikan yang lain ia diberikan pendidikan oleh
keluarganya. Sebagai pendidik pertama artinya pendidikan yang di berikan oleh
keluarga merupan pendidikanyang pertama kali di berikan kepada anak. Maka
keluarga memberikan dasar-dasar pendidikan kepada nak untuk selanjutnya
dikembangkan di sekolah dan di masyarakat.
2.
Sebagai Pendidik Utama
Utama
artinya pendidikan yang diberikan oleh keluarga sangat penting, karena anak
sepanjang hidupnya paling banyak waktu dihabiskan dalam keluarga bila
dibandingkan dengan dilembaga yang lain. Oleh karena pengaruh keluarga terhadap
perkembangan anak sangat besar, baik dalam perkembangan jasmani maupun rokhani.
Di dalam keluarga anak-anak mendapatkan pendidikan tentang keutamaan/etika,
dasar-dasar keagamaan, kesosialan, moralitas dan sebagnya.
3.
Sebagai Lembaga Pendidikan Informal
Ciri
pendidikan keluarga yang informal artinya : bahwa dalam keluarga tidak terdapat
tujuan yang spesifi tanpa kurikulum dan tanpa jenjang seperti peraturan secara
tertulis lembaga pendidikan formal. Pendidikan dalam keluarga tidak didasarkan
pada aturan-aturan yang ketat, pelaksanaannya ecara praktis, dan hubungan
antara orangtua sebagai pendidik dengan anak-anak sebagai peserta didik adalah
hubungan darah atau kodrati.
II.
Lingkungan Sekolah
Setelah
anak dianggap matang untuk memasuki sekolah, maka pendidikan diteruskan dengan
mengikuti pendidikan di sekolah.
Sekolah
merupakan lebaga pendidikan dalam masyarakat yang menyelenggarakan kegiatan
pendidikan kepada anak-anak yang telah diserahkan orangtuanya kepada sekolah
tertentu.
Pendidikan
disekolah merupakan pendidikan formal yang dilakukan oleh para guru yang telah
dipercaya oleh masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan yang bersifat
formal.
a.
Criteria Lembaga Sekolah
1.
Formal
Sekolah
merupakan embaga formal, artinga dalam sekolah ada tujuan yang jelas tercantum
dalan kurikulum. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada tahap-tahap atau jenjang,
materi atau bahan yang ingin dcapai tiap tahap sudah tersusun dalam kurikulum.
Ada cara menilai pencapaian tiap tahap. Ada pengadministrasian nilai yang
dicapai oleh peserta didik berupa daftar nilai, legger dan rapor.
2.
Tidak Bersifat Kodrat
Sekolah
berbeda dengan kelurga yang bersifat kodrat. Guru mengaja murid bukan karena
hubungan persaudaraan atau hubungan keturunan, melainkan guru mempunyai profesi
sebagai pendidik dan pengajar.
b.
Fungsi Sekolah
1. Sekolah sebagai pusat, lembaga, lingkungan pendidikan,
wiyata mandala, dengan wawasan ini diharapkan seolah benar-benar berfungsi yang
tepa dan tidak disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
2. Sekolah berfungsi sosialisasi
Sosialisasi
adalah suatu proses untuk mempelajari cara-cara hidup bermasyarakat.
3. Sekolah berfungsi sebagai onservatori dan tranmisi
nilai-nilai budaya.
4. Sekolah sebagai miniature masyarakat, artinya sekolah
hendaknya menggambarkan kehidupan masyaraat, karena seklah juga sebagai
persiapan kehifupan masyarakat.
5. Sekolah sebagai ideal, artinya bahwa dalam masyarakat
terdapat corak kehidupan, yaituada yang mempunyai nilai baik, namun ada pula
yang memiliki nilai buruk.
III.
Lingkungan Masyarakat
Lingkungan
mayarakat merupakan ingkungan pendidikan yang ketiga bagi anak didik. Dalam
masyarakat inilah anak akan mendapatkan pendidikan yang akan membantu
perkembangan anak terutama dalam segi pengembangan social. Yang berfungsi
sebagai pendidik dalam lingkungan masyaraka ini adalah para fungsionaris dalam
masyarakat. Lingkungan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti hanya
menyediakan pendidikan bukan sekedar tambahan atau pelengkap tetapi mengadakan
pendidikn yang berfungsi sama dengan lmbaga pendidikan formal disekolah,
sehingga tidak mampu melayani semua lapisan masyarakat yang ada. Dalam
lingkungan ini dapat dikembangkan bemacam-macam instasi maupun jawatan dan
lembaga pendidikan maupun non-pendidikan. Kegiatan pendidikan yang berfungsi
sebagai pelengkap perkembangan individual maupun kelompok ialah kegiatan
pendidikan yang berorientasi melengkapi kemampuan, ketrampilan,kognitif maupun
peformans seseorang sebagai akiba belum mantapnya apa yang telah mereka terima
pada sekolah atau keluarga. Kegiatan seperti ini mencakup antara lain :
ü Perkembangan rasa social dalam berkomunikasi dengan orang
lain.
ü Pembinaan sikap dan erjasama dengan anggota masyarakat.
ü Pembina ketrampilan dan kecakapan khusus yang belum didapat
disekolah.
Hendaklah
perlu usaha yang sungguh-sungguh untuk menanamkan, memupuk dan mengembangkan
kesadaran setiap orang atau anggota masyarakat melalui pendidikan agar didalam
diri mereka tumbuh sikap mental yang positif sehingga dapat ikut serta dalam
proses pembaharuan dan pembangunan lingkungan secara aktif.
2.3
Fungsi Pendidikan
Dalam
membahas fungsi pendidikan ini akan difokuskan pada tiga fungsi pokok
pendidikan, yaitu :
1. Pendidikan sebagai penegak nilai
2. Pendidikan sebagai sarana pengembung masyarakat
3. Pendidikan sebagai upaya penghubungan potensi manusia
Ad 1. Pendidikan sebagai penegak nilai
Dalam
kehidupan sehari-hari kita selalutidak lepas dari keterkaitan dengan
nilai-nilai, baik nilai itu berupa nilai-nilai keagamaan maupun nilai-nilai
kemasyarakatan yang ada disekitar kita. Orang bergerak ataupun berbuat dan
bertindak selalu akan terkena aturan-aturan yang merupakan nilai-nilai yang ada
di tengah-tengah masyarakat. Agar bisa aman dan selamat dalam kehidupan
sehari-hari pasti harus memperhatikan dan melaksanakan nilai-nilai yang ada
didalam masyarakat kita itu. Dengan kata lain kehidupan kita terkait oleh
berbagai nilai yang ada di masyarakat ini.
Edward
Spranger mengemukakan jenis-jenis nilai budaya menjadi 6 macam nilai, yaitu :
1. Nilai politik, yakni nilai yang berkait dengan kehidupan
kenegaraan.
2. Nilai ekonomi, yakni nilai-nilai yang berkaitandengan
kehidupan berekonomi dalam masyarakat, yakni bagaimana mengatur ekonomi dalam
masyarakat maupun keluarga secara baik.
3. Nilai social, yakni nilai-nilai yang berkait dengan
kehidupan masyarakat.
4. Nilai ilmu pengetahuan, yakni nilai yang berkait dengan
kehidupan ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai ilmiah.
5. Nilai etika, yakni nilai yang terkait dengan masalah tata
susila dalam masyarakat. Hal ini akan menyangkut masalah plaksanaan etika daa
masyarakat
6. Nilai seni (estetika), yakni nilai-nilai yang berhubungan
dengan masalah indah dan tidak hanya indahnya sesuatu.
Ad2. Pendidikan sebagai sarana
pengembang masyarakat
Proses pendidikan selalu terjadi dalam lingkungan
masyarakat. Hal ini memang ridak aneh karena pendidikan itu memang bertujuan
untuk mengembangkan masyarakat itu sendiri. Dengan demikian masyarakat itu
sendiri akan selalu mengembangkan dirinya secara terus menerus. Proses ini akan
berlangsung secara terus menerus selama masyarakat itu masih ada. Orang-orang
dewasa dalam suatu masyarakat tertentu akan menjadi pendidik dalam lingkungan
keluarganya masing-masing. Dengan demikian keluarga dalam masyarakat itu akan
berusaha untuk menjadikan anak keturunannya menjadi anggota-anggita masyarakat
yang baik.
Oleh karena itu kiprah pendidikan dalam suatu masyarakat
akansangat besar pengaruhnya terhadam perkambangan masyarakat yang
bersangkutan. Kiprah pendidikan tersebut sangat tergantung sebarapa aktivitas,
dan kreativitas para pendidikdalam masyarakat tersebut.Dalam hal ini biasanya
para tokoh masyarakat, para guru, para pendidikyang lain akan merupakan motor
penggerak serta kemajuan masyarakat yang bersangkutan.
Ad 3. Pendidikan sebagai upaya
pengembangan potensi manusia
Dalam
mengembangkan nilai-nilai yang hidup dtengah-tengah masyarakat ini secara
langsung ataupun tidak langsung akan terkait dengan pengembangan kemampuan
manusia. Pengembangan nilai-nilai kemanusiaan sebagai makhluk individu sebagai
makhluk social akan sangat erat hubungannya dengan pembentukan anggota
masyarakat yang luwes yang bisa berperan sebagai pribadi maupun sebgai anggota
masyarakat yang baik dan bisa berperan sebgaimana mestinya. Sikap kritis, ktif
dan kreatif sangat diperlukan dalam penyiapan diri untuk menggantikan generasi
tua oleh generasi muda ebagai generasi penerus. Dengan sikap kritis anggota
masyarakat yang telah terdidik itu akan berpengaruh terhadap kemampuan
anggota-anggota masyarakat untuk mengkritisi keadaan lingkungannya sehingga
masyarakat akan menjadi lebih maju dan berkembang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan merupakan kegiatan yang
sangat penting bagi penyiapan anak-anak untuk menghadapi kehidupannya di masa
mendatang. Bahkan gejala proses pendidikan ini sudah ada sejak zaman manusia
ada, meskipun proses pelaksanaanya masih sangat sederhana. Nmaun hal ini
merupakan fenomena bahwa proses pendidikan sejak dahulu kala sudah ada. Karna
begitu sederhananya proses pendidikan zaman dahulu kala itu maka dirasa orang
tidak menyadari bahwa apa yang dilakukan itu adalah proses pendidikan.
Prinsip-prinsip hakekat pendidikan
meliputi :
1. Pengertian hakekat pendidikan
2. Definisi hakekat pendidikan
3. Proses hakekat pendidikan
4. Fungsi hakekat pendidikan
DAFTAR
PUSTAKA
http:/putracenter.net/2009/01/22/hakekat
pendidikan-menurut-para-ahli/
http:/Wikipedia.org/wiki/hakekat
pendidikan
Hadi Susarno,Lamijan,M.Pd.Drs.Dkk.2007Landasan Pendidikan.Surabaya:Unesa University Press.
0 comments:
Post a Comment